PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL DI ERA MILINIAL

0


Oleh  H. ABDUL AZIS FARADI, M.Pd ( Kepala MAN 1 Lombok Barat ) 

Pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum atau materi yang tercakup dalam ruang lingkup dan urutannya. Ruang lingkup kurikulum mencakup luas dan kedalaman dari apa yang diajarkan, dan urutannya adalah urutan pembelajarannya. Bersama lingkup dan urutan kurikulum mengarahkan tindakan pembelajaran, walaupun secara praktis, kurikulum dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan. Secara teoritis, kurikulum yang diajarkan harus sama dengan kurikulum yang dipebelajari. Oleh sebab itu, pembelajaran yang sesuai dengan situasi terkini tentu harus berbasis digital, e- learning, menggunakan e-book dan media social yang semakin pesat pertumbuhaannya di kalangan dunia pendidikan.  Pembelajaran sebagai suatu proses transformasi ilmu penegetahuan selalu bersifat dinamis dalam pengembangan media ditengah era informasi yang semakin pesat dewasa ini. Ketika membicarakan tentang sistem pembelajaran dalam ruang lingkup pendidikan, hal ini pastinya akan berkembang menjadi begitu luas. Namun, ketika membicarakan tentang pembelajaran berbasis digital, hal ini sepertinya memiliki daya tarik tersendiri karena bagaimanapun teknologi informasi telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dunia. Sistem pembelajaran dengan menggunakan basis digital memang sudah mulai banyak dipergunakan oleh para praktisi pendidikan mulai dari level sekolah bawah hingga atas. Salah satu contoh produk pembelajaran berbasis digital adalah dengan adanya e-learning. Oleh karena itu, pembelajaran dengan memanfaatkan e-learning memberikan sebuah revolusi baru dalam metode pembelajaran yang digunakan. Bila selama ini, tempat belajar biasanya adalah ruang kelas maka dengan adanya pemanfaatan e-learning, belajar bisa dilakukan di luar kelas. Guru ataupun dosen bisa menggunakan media pembelajaran seperti blog ataupun moodle. Dalam hal ini, pemanfaatan jejaring sosial seperti Twitter ataupun Facebook, Whatshap, blog.website, untuk bisa berinteraksi dengan para peserta didik pun bisa juga dilakukan untuk semakin meningkatkan metode pembelajaran berbasis digital tersebut. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi saat ini, tentu saja para praktisi pendidikan hendaknya juga bisa menyikapinya secara bijak dan dinamis. Pola pikir dan cara pandang dari peserta didik yang mengalami perkembangan dibandingkan yang lalu hendaknya juga bisa menjadi perhatian. Namun demikian, sebelum kita melangkah terlalu jauh tentang pembahasan pembelajaran berbasis digital, kita bisa memahami terlebih dahulu definisi dari pembelajaran berbasis digital itu sendiri seperti apa. Pembelajaran berbasis digital merupakan proses pembelajaran yang menggunakan media elektronik yaitu dengan dikembangkannya menjadi jaringan internet dan intranet sebagai alat bantu dalam belajar guna meningkatkan mutu pembelajarannya. Masalah inipun telah memiliki aturannya yang mana dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa. Sehingga ketika dunia mengalami begitu banyak perkembangan, sistem pembelajaran bagi para peserta didikpiun hendaknya juga mendapatkan revolusi yang mampu meningkatkan kemampuannya dalam berpikir kreatif, mandiri, cakap, demokratis, serta bertanggung jawab. Sebagian pengajar yang ada di Indonesia mungkin masih merasa kesulitan untuk mengaplikasikan pembelajaran berbasis digital dan di sisi lain pelatihan dasar teknologi bagi para pengajar pun masih terbilang sangat minim. Hal inilah mengapa masih banyak pengajar yang belum mampu memaksimalkan teknologi sebagai bagian dari sistem pembelajaran yang bisa diterapkan di era modern seperti sekarang.  Selain itu, ada beberapa kelemahan lain dari penggunaan pembelajaran berbasis digital tersebut yang membuat sistem pembelajaran ini menjadi kurang optimal. Pertama komputer cenderung mengisolasi dan menjadikan seseorang menjadi lebih individualis. Belajar dengan menggunakan perangkat komputer sebagai alat bantu belajar memang mampu menjadikan peserta didik lebih mandiri namun di sisi lain hal ini juga bisa menjadikan mereka menjadi lebih individualis dan kurang memiliki interaksi dengan orang lain.Pembelajaran berbasis digital mungkin akan menjadi suatu revolusi pembelajaran yang cukup menyenangkan. poses belajar mengajar bisa diciptakan dengan lebih hidup dan menarik melalui bantuan multimedia. Namun, tentu saja, pembelajaran dengan teknologi informasi ini juga masih membutuhkan banyak pengembangan dan perbaikan serta juga persiapan. Persiapan tersebut tidak hanya menyangkut perangkat ataupun media yang digunakan dalam pembelajaran berbasis digital seperti komputer dan jaringan internet saja tetapi juga menyangkut degan persiapan SDM tenaga pendidik yang profesional yang telah mengikuti sejumlah pelatihan-pelatihan program pendidikan dan pembelajaran berbasis digital sehingga para tenaga pengajar tersebut juga bisa lebih melek internet serta memiliki kemampuan untuk menjangkau media tersebut. Interaksi antar anggota masyarakat dari berbagai kalangan, melalui media. Contoh paling mudah adalah kehadiran twitter atau facebook, yang bisa menempatkan orang-orang dari kalangan atas, baik dari sisi status sosial maupun ekonomi, dengan siapa saja sesama pengguna kedua jejaring sosial tersebut. Media sosial, telah mendatarkan kesenjangan yang tadinya terbentuk karena akses yang tidak sama terhadap orang-orang tertentu. Salah satu dampak meningkatnya akses melalui perkembangan teknologi media, adalah terbentuknya lingkungan yang dapat menjadi arena belajar, baik secara kognitif maupun afektif bagi generasi muda. Mereka tidak saja mendapatkan informasi baru dengan cepat, tetapi juga belajar bersikap terhadap materi dalam media-media baru tersebut. Positif atau negatif, tergantung pada lingkungan seperti apa yang dimasukinya.  Adapun, Frasa Melek Media dan Informasi, atau dalam bahasa aslinya media and information literacy merujuk pada proses belajar mengajar, dan penerapan cara berpikir kritis dalam proses menerima dan mengirim informasi melalui media massa genre baru ini. Proses ini akan berdampak pada pengetahuan seseorang, dan nilai-nilai dalam lingkungan sosial, termasuk sikap bertanggung jawab dalam mempublikasikan sesuatu, dan mengambil sesuatu dari dunia maya. Secara umum, melek media dan informasi terbagi dalam 5 kompetensi: Satu, Comprehension (Pemahaman) Kedua, Critical thinking (Berpikir kritis) Ketiga, Creativity (Kreativitas) Keempat, Cross-cultural awareness (Kesadaran Lintas Budaya) Kelima ,Citizenship (Cinta Tanah Air)  Untuk bisa mencapai kompetensi tersebut, pendidikan melek media dan informasi di sekolah harus ditingkatkan. Materi yang diajarkan di sekolah tentang isu melek media dan informasi ini, dapat diintegrasikan dengan kurikulum yang sudah ada. Selain yang bersifat pengetahuan, juga perlu meningkatkan kemampuan dalam hal menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, dengan menerapkan melek media dan informasi di sekolah, sebenarnya dapat meningkatkan pula kualitas prose belajar mengajar di kelas, dalam hal making meaning and constructing knowledge (membuat makna dan membangun pengetahuan).  Penggunaan media di kelas, tidak lagi bisa tergantung pada pemanfaatan dalam proses belajar mengajar, tetapi juga menjadi subyek tersendiri yang dibahas secara kritis. Selama ini, media dalam proses belajar mengajar masih ditempatkan sebagai media belajar, bukan sumber belajar, bahkan metodologi dalam belajar. Dengan melek media dan informasi, siswa bisa diarahkan untuk menciptakan media-media ekspresi sebagai hasil pembelajaran, sehingga proses belajar tidak sekedar menerima, tetapi juga mengkonstruksinya menjadi pengetahuan baru bagi siswa. Pengembangan platform pendidikan berbasis digital mulai marak berkembang di Indonesia. Sistem pembelajaran di era modern ini dianggap bisa lebih efektif dalam memberikan pembelajaran kepada siswa.Tidak heran bila penyedia layanan belajar online makin terus tumbuh. Bahkan sejumlah pemain dari sejumlah negara coba peruntungannya di Tanah Air, Extramarks menjadi salah satunya. Extramarks merupakan perusahaan penyedia platform edukasi digital (edutech) asal India. Mereka berupaya mengakomodir perkembangan teknologi dengan kebutuhan pendidikan. Caranya dengan menghadirkan sebuah platform yang bisa memudahkan para pelajar untuk mendapatkan materi pendidikan bermutu yang sesuai dengan karakter belajar siswa. Mengusung konsep pendekatan Belajar, Berlatih, dan Ujian, berpadu dengan konten pembelajaran yang sudah berbahasa Indonesia serta mengikuti Kurikulum Nasional 2013, Extramarks menjanjikan siswa bisa lebih mudah memahami pelajaran. Di samping itu dapat meningkatkan minat serta ketertarikan dalam belajar. "Metode pembelajaran ini telah banyak digunakan di Uni Emirat Arab, Singapura dan India. Extramarks menghadirkan sebuah perangkat lunak (software) yang berisi bahan mata pelajaran untuk tingkat dasar hingga menengah. Yang menarik, materi diberikan dalam animasi yang interaktif. Semua metode pembelajaran tersebut dikemas dalam bentuk multimedia interaktif. Hal ini guna memastikan setiap siswa dapat memilih opsi belajar yang paling nyaman dan sesuai dengan karakter masing-masing. Tak hanya itu, dengan menggunakan informasi yang tersaji di web, para orangtua bisa memantau kurikulum apa saja yang sedang dibelajari oleh siswa.

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

mancing yang penting yakin #mancing #yangpentingyakin #fbpro #reel

Dikirim oleh Lombok Kepo pada Sabtu, 01 Maret 2025