Lombok - Dalam upaya menekan angka Kekerasan Seksual dan Kekerasan dalam rumah tangga di NTB, khususnya di pulau Lombok ! Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB, Dra. Nunung Triningsih,MM bersilaturrahmi ( Marek) ke Majelis Adat Sasak yang di terima oleh Pengerakse Dr.H.Lalu Sajim sastrawan bersama pengurus Pengelingsir Bini Majelis Adat Sasak bertempat di Sekretariat Majelis Adat Sasak.hadir juga Pemucuk pengelingsir Bini Ibu Hajjah Baiq Adnin Srinate
Diskusi tersebut membahas strategi Penanganan terkait Kekerasan Seksual dan Kekerasan dalam Rumah Tangga yaitu dalam perspektif Adat Budaya Sasak.
disampaikan oleh salah satu peserta (Bini Sasak) menyampaikan tentang Bagaimana perempuan bisa berani mengungkapkan kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga, baik itu kekerasan suami kepada anak atau kekerasan suami kepada istri ??
Lalu Sajim Sastrawan (Pengrakse Majelis Adat Sasak) |
Yang Kemudian dijawab langsung oleh Pengrakse Majelis Adat Sasak Mamiq Lalu Sajim Sastrawan, ia mengatakan Penyelesaiannya harus dilakukan dengan ekstraordinari, kerjasama semua pihak terkait persoalan-persoalan yang terjadi dimasyarakat baik itu kekerasan seksual dan KDRT. Ditingkat Dusun sudah ada awik-awik gubuk dengan Krame Desa atau hasil sangkep para pengelingsir yang ditokohkan, dengan didampingi Aparat Desa. Dalam Hal ini Majelis Adat Sasak juga akan siap jika diperlukan menjadi penengah memberikan solusi dalam setiap persoalan yang dimaksud dengan kaidah-kaidah Aturan Yang berlaku ,Adat suku Sasak yang mengedepankan saling asih, saling asuh, saling asah !
“Insyaallah kami dari Majelis Adat Sasak akan turut berperan baik melalui turun langsung ke masyarakat, atau melalui dunia pendidikan kita” ucap mik sajim
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB, Dra. Nunung Triningsih,MM, juga menyampaikan apabila masyarakat mengalami kekerasan dalam rumah tangga dapat meminta bantuan kepada kami sekaligus memantau secara langsung.
“Kalau melapor ke kami, bukan melulu masuk ke polisi, akan tetapi kami akan menjadi mediator !! Memberikan pendampingan terkait kekerasan dalam rumah tangga, disetiap kabupaten/Kota di NTB sudah ada Kantornya untuk masyarakat bisa melapor apa yang dialaminya” ungkapnya
Ia juga menyinggung terkait builliying medsos yang banyak terjadi pada anak-anak dibawah umur, yang tidak sedikit mengarah ke tindak kriminal seksual seperti contoh video call sex, atau mengirim-mengirim video porno.
“Kekerasan Seksual bukan saja berbentuk fisik, akan tetapi mengirim gambar-gambar porno yang menyebabkan si korban tidak nyaman juga termasuk dalam kategori kekerasan” sambungnya.
Selanjutnya, Lalu Abdurrahim yang juga salah satu Pengurus Majelis Adat Sasak memberikan semangat dan Motivasi kepada para Bini /Perempuan Sasak yang ada di Lombok, untuk tidak segan meminta bantuan kepada Majelis Adat Sasak terutama mengenai Persoalan Kekerasan Seksual dan KDRT.
“Majelis Adat Sasak adalah merupakan rumah besar milik bersama, baik itu Bini dan Laki . Kehadiran kami disini bukan saja berbicara Adat dan Budaya saja. Akan tetapi, memberikan wadah untuk semua Masyarakat Suku Sasak dari sektor apapun” singgung Mik Ahim.
Ada hal yang harus menjadi konsep kita bersama bahwa adanya Stigma seolah olah Adat itu selalu dianggap Pro kepada hal hal buruk dan menghambat perbaikan perbaikan dalam mengedukasi masyarakat .padahal keberadaan Adat itu hadir karna adanya kebuntuan dan dilema pada realitas setiap permasalahan .