NTB - Mandi safar ini adalah salah satu Ritual Tradisi Warisan budaya yang ada di Gumi Sasak Lombok. Mandi safar ini biasanya di lakukan pada hari Rabu akhir Bulan Safar –bulan Hijriyah
Dalam hitungan orang Sasak menyebutnya juga dengan istilah Bulan atas atau bulan hijriyah. Pada Bulan ini ada juga anggapan sebagai bulan Keras Bahle atau bulan Roge reme (istilah Lokal)—bulan Bubur beaq- karna pada bulan ini di yakini turunnya 1001 macam penyakit yang disebu Balaq
Hal Senada dijelaskan secara terperinci oleh Kabid Kebudayaan Dikbud Provinsi NTB Disebutkan dalam salah satu kitab Arab melayu Syamsul Ma'arif bahwa pada bulan safar ,akan di turunkan seribu satu macam penyakit atau bala.
Dengan demikian para lingsir atau orang_orang tua di gumi Sasak dulu terutama diwilayah yang mengenal ajaran Suluk Thorekat Qodiriyah wannaksabandiyah sdh menjadi Kebiasaan untuk melaksanakan Tradisi Budaya Mandi Safar tersebut .pada malam sebelumnya ada juga yang mengawalinya dengan berdo'a bersama sama atau istigosah dan lain-lain.
Terlebih lagi bagi orang-orang yg memahami tentang Ahli pengobatan-pengobatan Tradisional atau belian ,maka pada bulan Safar ini baginya merupakan bulan hidmat untuk melaksanakan wirid-wirid atau amalan lainnya
Sehingga dianjurkan memperbanyak membaca do'a memohon keselamatan kepada Allah swt Neneq kaji sak kuwase
Dengan berdasar kan inilah sejak dulu mulai timbul yg nama nya Mandi Safar, Peristiwa Adat Budaya ini di Yakini untuk membuang Sial/ nyediq Roge reme
“Biasa nya dulu pada hari rebo akhir bulan / Rebo buntung itu ,pada saat jam 9.00. pagi ,orang-orang tua Sasak memandikan anak atau cucu mereka dgn Niat masing-masing agar dijauhkan dari Balaq” ucap Mik Ahim.
Kemudian mandi safar ini sampai sekarang masih selalu di lakukan oleh masyarakat Sasak di wilayah tertentu seperti …Desa Bengkel,..tembeloq-merembu-Narmade..sebagian juga ada diwilayah kota mataram seperti Sekarbela,Pagutan, dasan agung dll. Mereka pergi mandi ditempat tempat air mengalir seperti Kali dan sungai yang besar
Ritual Adat luir Game atau Adat yang dilekatkan seperti acara keagamaan karna didalamnya mengandung unsur Fuji-fujian kepada Nabi Rosul dan permohonan Doa kehadirat Allah swt Neneq kaji sak kuwase
Bahkan jika ditelusuri sumbernya, maka do’a-do’a tersebut yang semisalnya berasal dari amalan thorekat Sufiyah
Di samping itu, Pada hari Rebo akhir bulan itu juga kita akan temukan adanya sejumlah amalan-amalan khusus yang dianjurkan untuk diamalkan seperti Sodakah, pembacaan sholawat sunnah, bacaan wirid dan dzikir-dzikir .
“Di sebagian masyarakat juga ada kita temukan kebiasaan yang menyajikan Bubur beaq&bubur puteq. Sajian ini merupakan simbolisasi kebersamaan masyarakat untuk mensikapi setiap bala bencana yang mungkin terjadi. Simbol warna merah bagi masyarakat sasak ditandai seperti warna darah, maksudnya adalah adanya kesamaan warna darah yang dimiliki oleh masyarakat., warna bubur beaq/bubur abang warna merah juga sebagai lambang Jasad atau badan kasar pada diri Manusia yang di anugrahi Sifat-sifat yang perlu di tundukkan oleh Hakekat diri didalam diri Manusia.” Sambungnya.
Unsur unsur Anasir yang bersifat immaterial sperti Ruh atau Jiwa yang bersih dilambangkan juga dengan Bubur puteq sebagai penetral akan kedirian Manusia adalah Anugrah Yang Maha kuasa ,demikian itu adalah sifat-sifat yang menjadi kebaikan pada tiap-tiap diri Manusia
Demikianlah perjalanan Ruh yang diwujudkan pada Jasad ini menjadi realitas kedirian yang disebut sebagai Alam Sogir atau Buana Alit
Alam kedirian
Alam kedirian ini yang senantiasa akan dihantar mencari Singkronisasinya dengan Alam Kabir atau Buana Agung (Semesta ) sehingga tiap tiap diri itu akan tercerahkan dan menjadi sosok yang Mandiri yang Mawasdiri
Berdasarkan itulah para orang tua kita terdahulu memberikan pewarisan secara bilhal wala billisan melekatkan kepada kita semua dengan Rasa kebersamaan
Rasa kebersamaan yang dilekatkan oleh leluhur Sasak terbawa dan menciptakan Rasa sebagai satu kesatuan untuk kebersamaan .
Semoga Allah swt Neneq kaji saq kuwase melindungi kita semua dari segala keburukan balaq dunia dan Akherat.